TKDN: Pengertian, Jenis, Sektor, Manfaat, Implementasi



TKDN: PENGERTIAN, JENIS, SEKTOR, MANFAAT, IMPLEMENTASI

ARITA.CO.ID - TKDN atau Tingkat Komponen Dalam Negeri adalah hal yang sangat penting dalam dunia rantai pasokan di Indonesia. Kementerian Perindustrian bertanggung jawab atas aspek ini, dan TKDN memiliki pengaruh besar pada pemasaran dan pengadaan barang di masyarakat. Namun, apa sebenarnya TKDN itu?

Pengertian TKDN

TKDN sebenarnya merujuk pada persentase komponen atau bahan baku yang diproduksi di dalam negeri dalam suatu produk. Semakin tinggi tingkat TKDN suatu produk, semakin banyak komponen atau bahan baku yang diproduksi di dalam negeri digunakan dalam pembuatannya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian industri dalam negeri serta mengurangi ketergantungan pada impor.

Dalam perhitungannya, TKDN melibatkan berbagai komponen seperti nilai tambah dalam negeri, persentase komponen lokal, dan berbagai faktor lainnya. Manfaat dari penerapan TKDN ini antara lain adalah untuk meningkatkan daya saing produk dalam negeri, menciptakan lapangan kerja, serta mengurangi defisit neraca perdagangan.

Sektor prioritas dalam penetapan TKDN biasanya meliputi sektor industri strategis yang dianggap memiliki potensi untuk dikembangkan di dalam negeri. Beberapa contoh sektor prioritas tersebut antara lain adalah industri otomotif, elektronik, tekstil, dan sektor-sektor lain yang dianggap memiliki dampak besar terhadap perekonomian nasional.

Alasan mengapa TKDN dianggap sangat penting dalam pengadaan barang dan jasa adalah karena hal ini dapat mendorong pertumbuhan industri dalam negeri, meningkatkan kualitas produk lokal, serta mengurangi ketergantungan pada impor. Dengan menerapkan TKDN, diharapkan dapat tercipta lingkungan bisnis yang lebih sehat dan berkelanjutan di Indonesia.

3 Jenis Perhitungan TKDN

Ada 3 jenis perhitungan TKDN yang perlu diperhatikan. TKDN sendiri merupakan persentase nilai dari komponen produksi yang berasal dari dalam negeri. Ini meliputi biaya transportasi, harga barang, dan jasa. Untuk lebih memahami mengenai perhitungan TKDN, mari kita bahas satu persatu:

1. Perhitungan Komponen dalam Negeri pada Barang

Perhitungan TKDN pada barang melibatkan persentase komponen dalam negeri seperti material, tenaga kerja lokal, dan asal alat kerja yang digunakan. Penting untuk diingat bahwa perhitungan ini dilakukan untuk setiap jenis barang yang diproduksi. Jika perusahaan Anda memproduksi berbagai jenis barang dengan proses produksi dan bahan baku yang berbeda, maka perhitungan TKDN harus dilakukan secara terpisah.

2. Perhitungan Komponen dalam Negeri pada Jasa

Perhitungan TKDN pada jasa melibatkan kewarganegaraan tenaga kerja, alat & fasilitas kerja, serta jasa umum yang digunakan dalam pengerjaan jasa. Biaya yang diperhitungkan mencakup semua biaya yang dikeluarkan untuk memberikan jasa hingga ke lokasi pengerjaan.

3. Perhitungan Komponen dalam Negeri Barang dan Jasa

Jenis perhitungan terakhir adalah kombinasi dari dua poin sebelumnya. Perhitungan ini melibatkan komponen lokal seperti bahan baku/material, peralatan kerja, tenaga kerja, jasa umum, konstruksi/fabrikasi, dan fasilitas kerja. Semakin banyak komponen yang berasal dari dalam negeri, maka nilai TKDN dari produk tersebut akan semakin tinggi.

Dengan memahami dan mengikuti perhitungan TKDN dengan baik, perusahaan dapat memastikan bahwa barang dan jasa yang mereka hasilkan memenuhi persyaratan TKDN yang ditetapkan. Jadi, pastikan untuk selalu memperhatikan asal-usul komponen produksi Anda agar nilai TKDN dari produk Anda dapat meningkat.

Sektor Prioritas dalam Penetapan TKDN

Sektor prioritas dalam penetapan TKDN ini tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai. Program TKDN ini memang memiliki persyaratan nilai TKDN pada setiap proses tender pengadaan barang atau jasa untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan industri dalam negeri. Oleh karena itu, tidak heran jika beberapa sektor barang dan jasa menjadi prioritas dalam memaksimalkan penerapan TKDN.

Berikut adalah sektor-sektor prioritas pemerintah dalam penetapan TKDN:

1. Industri alat-alat kesehatan dengan nilai prioritas lebih dari 60%.
2. Industri alat-alat atau mesin pertanian, dengan nilai prioritas lebih dari 43%.
3. Industri peralatan minyak dan gas, dengan nilai prioritas antara 24-40%.
4. Industri listrik nasional, dengan nilai prioritas lebih dari 40%.
5. Industri pembangkit listrik, dengan nilai prioritas antara 30-70%.
6. Industri gardu induk, dengan nilai prioritas antara 17-65%.

5 Manfaat Penerapan TKDN

Penerapan TKDN atau Tingkat Kandungan Dalam Negeri merupakan suatu kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah untuk mendorong penggunaan produk dalam negeri dalam berbagai sektor industri. Kebijakan ini memiliki banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat dan juga pelaku usaha. Berikut adalah 5 manfaat penerapan TKDN:

1. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu manfaat utama dari penerapan TKDN adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dengan mendorong penggunaan produk dalam negeri, maka akan tercipta pasar yang lebih luas bagi produk-produk lokal. Hal ini akan membantu meningkatkan daya beli masyarakat serta mendorong pertumbuhan industri dalam negeri.

2. Mengurangi Ketergantungan pada Produk Impor

Dengan menerapkan TKDN, pemerintah dapat mengurangi ketergantungan pada produk impor. Hal ini penting untuk menjaga kedaulatan ekonomi negara dan mengurangi risiko terhadap fluktuasi harga produk impor. Dengan demikian, Indonesia akan menjadi lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan produk-produk strategis.

3. Mendorong Inovasi dan Pengembangan Teknologi

Penerapan TKDN juga dapat mendorong inovasi dan pengembangan teknologi di Indonesia. Dengan adanya kebijakan ini, para pelaku usaha akan terdorong untuk mengembangkan produk-produk baru yang lebih berkualitas dan inovatif. Hal ini akan membantu meningkatkan daya saing industri dalam negeri di pasar global.

4. Menyediakan Lapangan Kerja

Dengan meningkatnya produksi produk dalam negeri, maka akan tercipta lapangan kerja yang lebih banyak bagi masyarakat. Hal ini akan membantu mengurangi angka pengangguran di Indonesia serta memberikan kesempatan kerja bagi para tenaga kerja lokal. Dengan demikian, penerapan TKDN dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5. Mendukung Pembangunan Infrastruktur

Penerapan TKDN juga dapat mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia. Dengan adanya kebijakan ini, maka akan tercipta permintaan yang lebih besar terhadap produk-produk lokal, termasuk dalam pembangunan infrastruktur. Hal ini akan membantu mempercepat pembangunan infrastruktur di berbagai daerah di Indonesia.

Dengan demikian, penerapan TKDN memiliki banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat dan juga pelaku usaha. Melalui kebijakan ini, Indonesia dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi ketergantungan pada produk impor, mendorong inovasi dan pengembangan teknologi, menyediakan lapangan kerja, serta mendukung pembangunan infrastruktur. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan para pelaku usaha untuk terus mendukung dan melaksanakan kebijakan TKDN guna memperkuat ekonomi Indonesia.

Perusahaan Yang Menerapkan TKDN

Salah satu perusahaan yang telah menerapkan TKDN adalah PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. ARITA bergerak dibidang manufaktur dan distribusi valve. Beberapa produk yang telah memiliki sertifikat TKDN antara lain Gate Valve, Globe Valve, Swing Check Valve, Y Globe Valve dan yang lainnya. 

TKDN dalam Pengadaan Barang dan Jasa

Penerapan TKDN dalam pengadaan barang dan jasa merupakan langkah penting dalam memajukan industri dalam negeri. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan P3DN atau Penggunaan Produk Dalam Negeri. Dalam peraturan yang ada, pemerintah mewajibkan penggunaan produk dalam negeri dalam beberapa hal, seperti sumber pembiayaan yang berasal dari APBN yang digunakan oleh Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah. Selain itu, sumber pembiayaan dari APBN juga harus digunakan oleh BUMN dan BUMD melalui kerjasama antara pemerintah dan swasta.

Dengan menerapkan TKDN dalam pengadaan barang dan jasa, diharapkan dapat memberikan dukungan yang lebih besar bagi industri dalam negeri. Hal ini tentu akan berdampak positif pada perekonomian negara dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Selain itu, dengan menggunakan produk dalam negeri, kita juga dapat mengurangi ketergantungan terhadap produk impor dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri di pasar global.

Pemerintah telah melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan P3DN melalui kebijakan penggunaan produk dalam negeri. Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam implementasinya. Salah satunya adalah ketersediaan produk dalam negeri yang memenuhi standar kualitas dan harga yang kompetitif. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara pemerintah, industri, dan masyarakat untuk terus mendorong penggunaan produk dalam negeri.

Dalam upaya meningkatkan P3DN, pemerintah harus terus melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap kebijakan yang ada. Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan insentif bagi perusahaan yang menggunakan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa. Hal ini dapat menjadi dorongan bagi perusahaan untuk lebih memilih produk dalam negeri daripada produk impor.

Selain itu, edukasi kepada masyarakat juga sangat penting dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya penggunaan produk dalam negeri. Dengan memberikan informasi yang jelas tentang manfaat menggunakan produk dalam negeri, diharapkan masyarakat akan semakin mendukung produk-produk dalam negeri.

Dengan adanya kerjasama antara pemerintah, industri, dan masyarakat, diharapkan P3DN dapat terus meningkat dan memberikan dampak positif bagi pembangunan industri dalam negeri. Melalui penerapan TKDN dalam pengadaan barang dan jasa, kita dapat memperkuat industri dalam negeri dan menciptakan ekosistem bisnis yang lebih sehat dan berkelanjutan. Semoga dengan langkah-langkah yang telah diambil, Indonesia dapat terus maju dan berkembang sebagai negara yang mandiri dan berdaya saing di tingkat global.

(ARITA)